Tulisan ini saya siapkan untuk
sebuah majalah bedah minimal invasive yang akan terbit sebentar lagi. Tidak
apalah saya publish sekarang toh juga
ini tulisan saya.
Fakta sejarah mencengangkan saya bahwa
perang merupakan katalis utama dari kemajuan dunia medis modern termasuk teknik
pembedahan. Ternyata itu memicu para ahli bedah untuk mempraktekan dan mempolpulerkan baik peralatan, obat-obatan dan teknik
pembedahan. Kebanyakan malah masih dipakai saaat ini.
Dimulai dari fakta sejarah penggunaan
senjata api dan meriam besi canon pertama kali pada pertempuran di Crechy, Perancis Utara antara pasukan Perancis
dan Inggris pada tahun 1346. Kemudian penggunaan senapan mesin di tahun 1870
pada peperangan Franco dan Prussia. Senapan mesin ini memberikan efek luka yang
lebih parah, mempercepat kematian karena terjadinya infeksi tetanus.
Setelah serentetan perang berikutnya
seperti perang Crimean (1850), perang sipil di AS, periode ini para ahli medis
pertempuran bekerja dari pengalaman memberikan kontribusi dengan dibangunnya bidang
perawatan, terbentuknya organisasi palang
merah dan ditemukannya obat analgesic serta antiseptic.
Pada perang dunia I, terjadi
kemajuan teknik pembedahan abdomen, operasi plastic , diperkenalkannya transfusi
darah dan penggunaan imunisasi prajurit skala besar terhadap tifoid. Pada
periode perang dunia II, diperoleh kemajuan penting dalam manajemen luka bakar,
cairan infus, pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai obat dan standarisasi
perawatan. Juga mulai diiperkenalkan penggunaan kantong plastik cairan infus,
tubing set dan peralatan steril lainnya yang berbasis pada kemajuan pengetahuan
prosedur asepstik. Dengan demikian kontaminsai dari pasien ke pasien telah
dapat diminimalkan.
Baru diawal abad 20 pasca perang ini
terdapat kemajuan pesat dalam perkembangan obat-obat seperti antibiotik, anestesi yang membawa pada
kemajuan pengobatan modern. Berbarengan dengan itu , hasil berbagai penemuan
bahan kimia untuk berbagai material yang inovatif membuahkan hasil dengan memberi kemajuan
teknologi eletronik dan komputer (bahan semikonduktor), campuran bahan logam
senyawa polimer dan sebagianya, dengan demikian pula mempercepat kemajuan di teknologi medis.
Beberpa teknologi medis yang dugunakan sejak awal abad 20 ini
diantaranya Elektro Kardiografi (EKG – 1903), stereotactic surgery (1908),
endoscopy (1910), electroencephalography (EEG 1929), mesin dialysis (1943),
kateter sekali pakai (1944), defibrillators (1947), ventilator (1949),
penggantian panggul (1969), jantung buatan (1963), ultrasounds diagnostic
(1965), kateter balon (1969), implant koklear (1969), bedah mata laser (1073),
positron emission tomography (PET – 1976), magnetic resonance imaging (MRI
1980), bedah robot (1985), stent intravascular (1988).
Inovasi teknologi sekarang ini telah menghasilkan
pendekatan baru teknik pembedahan. Misalnya penggunaan teknik prosedur
pembedahan terbuka yang memerlukan insisi yang besar sehingga menyisakkan luka
yang luas mulai digantikan dengan memberikan ruang pengggunaan teknik invasive yang minimal,
seperti prosedur laparoscopy.
Teknologi alat yang diimplantasi
dalam tubuh juga mengalami banyak kemajuan. Penemuan bahan materi yang tidak
memicu thrombosis dan reaksi hypersensitif atau disebut lebih bio
kompatibilitas dengan tubuh telah memungkinkan berkembangnya teknologi implant,
dari mulai stent coroner hingga hip replacement. Bahkan alat alat ini
sekarang dengan bantuan desain computer dan mesin produksi presisi tinggi telah
mampu dibuat secara khusus bagi setiap
individu atau sesuai kondisi pasien (personalized medicine). Begitupun pada
kemajuan teknologi miniatur, yang memungkinkan diperkecilnya ukuran alat elektronik yang dibuat yang juga ditunjang oleh kemajuan teknologi batere,
seprti kemajuan pada alat pace maker, dan cochlear implant.
Beberapa perubahan besar dalam
teknologi medis modern yang telah terjadi sekarang ini terutama dalam bidang
pencitraan. Kemajuan dalam teknologi 3D pada CT dan MRI selain membantu diagnosis,
saat ini dapat membantu dalam menuntun prosedur intervensi, menjadi lebih
terarah untuk langsung ke area targetnya dengan prinsip invasive yang
minimal. Hasil pencitraan data berbasis
digital dari berbagai alat ini dapat difusikan dan digunakan pada berbgai
tahapan dari mulai preoperative, intraoperative dan post operatif.
Kedepan kemajuan teknologi pencitraan
pemandu untuk pembedahan akan akan terus
berkembang.
No comments:
Post a Comment