Tuesday, May 27, 2014

VAAFT: Video-Assisted Anal Fistula Treatment : Hemat Waktu dan Biaya.

Mencari teknik terkini  pada penanganan kasus fistula in-ano? Terlebih teknik apa yang dapat memberikan manfaat bagi operator dan pasiennya? Apa saja manfaat yang akan didapat dari teknik tersebut?

Tentang Fistula-in-Ano
Informasi mengenai etilogi, anatomi, klasifikasi, pemeriksaan, diagnosis, pencitraan dan teknik bedah terbuka dapat dilihat dari referensi ini. Mudah-mudahan dapat meng up to date pengetahuan Anda.

Video-Assisted Anal Fistula Treatment (VAAFT), salah satu sebuah teknik minimally invasive surgery yang dikembangkan oleh Karl Storz bekerja sama dengan Prof. Piercarlo Meinero (Italia). Peralatan utamanya hanya terdiri dari 5 instrumen saja sudah dapat melakukan prosedur ini.

Berikut video link yang saya tautkan untuk memberikan gambaran prosedur yang dilakukan lengkap dengan perlatannya

Video VAAFT -1


Video VAAFT -2



Dengan teknik ini  tidak diperlukan evaluasi pre operatif apakah  fistula tersebut masuk kategori tertentu dalam Park Classification System ataupun Current Procedural Terminology (CPT) codes.

Sistim Park  ini membaginya dalam 4 kategori yaitu intersphincteric, transsphincteric, suprasphincteric, and extrasphincteric. Sedangkan sistim CPT, membaginya dalam Subcutaneous, Submuscular (intersphincteric, low transsphincteric), Complex, recurrent (high transsphincteric, suprasphincteric and extrasphincteric, multiple tracts, recurrent) dan Second stage.

Dengan demikian teknik ini dapat menghemat waktu pemeriksaan dan tentu saja biaya. Selain itu karena berbasis pada minimally invasive surgery, maka luka yang dihasilkan pada area perianal juga minimal sehingga dapat mencegah risiko inkontinensia feses.

Peralatan
Alat utama tersebut berupa Fistuloscope MEINERO,  electroda monopolar, sikat fistula dan forsep.Tentu ada tambahan  peralatan bantu lain seperti video endoskopi, kauter fekuensi tinggi, barang habis pakai seperti kateter.

Teknik
Teknik yang ditulis pada artikel ini untuk kasus complex anal fistula dan kejadian berualangnya. Penggunaan teknik ini memungkinkan penentuan lokasi internal fistula opening dengan benar. Teknik ini terdiri dari 2 fase, fase diagnosis dan fase operatif.

Fase Diagnosa
Dengan posisi pasien litotomi dan menggunakan spinal anaesthesi. Fistuloscopi yang didalamnya terdapat teleskop dengan sudut pandang 80 juga terdapat fiber optic cahaya, dikoneksikan ke peralatan video endoscopi Karl Storz.

Fistuloscope dengan diameter ujung teleskop 3,3 mm sampai 4,7mm pada pangkalnya ini dirancang terdapat  saluran  instrumennya berdiameter 2,5 mm. Pada alat ini  juga terdapat saluran cairan dengan lubang saluran masuk dan keluar  sistim kunci luer lock. Dalam hal ini  selang cairan untuk fungsi pembersih sekaligus dilasi fistula dapat dipasangkan ke lubang masuk. Cairan yang dianjurkan untuk digunakan adalah glisin dan manitol 1%.  Untuk kemudahan dalam stabilisasi manuver alat, fituloscop ini dilengkapi dengan handle.


Operator dapat menggerakkan maju mundur, dengan arah kanan-kiri atau  atas-bawah, manufer ini dimungkinkan karena selain teleskopnya bersifat kaku dilengkapi terdapat obturator, juga otot di area tersebut dalam keadaan relaksasi karena dibawah pengaruh regional anestesi. Cairan glizin-manitol yang kontinu juga membantu dalam menemukan internal fistula opening.

Sementara jika terjadi kesulitan masuk jauh kedalam karena blocking tissue, maka forcep berdiameter 2mm dengan panjang 30 cm dapat digunakan untuk menghilangkan hambatan jaringan tersebut. Forcep ini dilengkapi dengan penyambung koagulasi monopolar, dengan double action jaws


Dengan menggunakan anal retractor seperti AUCKLAND EASI Distending Speculum ini, seorang asisten dapat melihat sumber cahaya yang memancar dari fistuloscop ke bagian dalam dinding rectum, akan lebih terlihat lebih jelas ketika cahaya kamar OK diredupkan. 

Ketika ujung fistuloscope muncul dipermukaan mukosa rectum, maka ditemukan lokasi internal fistula opening. Pada posisi ini, internal fistula opening dilakukan pengikatan dengan melakukan 2-3 penjahitan. Pastikan ketebalan jaringan yang akan diambil cukup. 


Fase Operative
Tujuannya adalah untuk mendestruksi fistula dari dalam dengan menggunakan elektroda monopolar yang dimasukkan dalam working channel dari fistuloscop dan disambungkan dengan kauter frekwensi tinggi. Pekerjaan ini dilakukan dalam control visual yang dihasilkan dari teleskop.
  
Namun sebelumnya pastikan bahwa saluran fistula dbersihkan dari material yang menempel. yang ada dengan menggunakan Fistula Brush. Fase operasi ini mengkoaagulasi jaringan granulasi dalam fistula, senti demi senti bergerak mundur dari internal opening menuju external opening.

Fistula brush digunakan kembali untuk mengeluarkan material yang sudah  nekrosis baik keluar melalui internal (melalui rektum) maupun external opening.



Selanjutnya dilakukan prosedur penutupan internal opening dengan menggunakan stapler atau alternatif lain misalnya menggunakan cutaneous mucosal flap. Sementara penutupan external opening dibantu dengan syntetic surgical glue.

Kesimpulan
Dengan demikian Keuntungan dari teknik VAAFT ini terlihat jelas yaitu luka bedah yang minimal, ada kepastian lengkap dalam lokalisasi internal fistula opening yang merupakan titik kunci dalam semua kasus bedah fistula, dan fistula dapat benar-benar hancur dari dalam.

Tidak diperlukan penentuan klasifikasi fistula. Oleh karena itu, tidak diperlukan pemeriksaan pra operasi. Risiko inkontinensia feses  pasca operasi diminimalkan. Selain itu, dapat bekerja kembali setelah beberapa hari sejak teknik VAAFT ini dilakukan.

Jika anda memerlukan informasi mengenai teknik Prof. Meinero dapat di download disini 
Download disini untuk publikasi artikel ilmiah


No comments:

Post a Comment